Langsung Sosialisasikan ke Masyarakat dan BPBD Kab/Kota
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua meminta warga untuk siaga dan waspada seiring dengan informasi adanya potensi kenaikan tinggi gelombang dan permukaan laut di wilayah perairan Utara Papua.
Sebagaimana potensi fenomena banjir pesisir (ROB) yang diprediksi terjadi pada 20-23 Januari 2023 meliputi wilayah Perairan utara Supiori, Perairan utara Biak Numfor, Perairan Sarmi, Perairan Kota Jayapura dan Perairan Kabupaten Jayapura.
Kepala Satpol -PP dan BPBD Provinsi Papua, Welliam R Manderi menyampaikan, terkait dengan potensi kenaikan tinggi gelombang dan permukaan laut tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD yang ada di kabupaten/kota.
“Informasi dari BMKG kami teruskan kepada BPBD yang ada di kabupaten/kota agar mereka melakukan antisipasi sejak dini,” kata Manderi saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (19/1).
Manderi berharap, masyarakat yang ada di daerah pesisir bisa mengantisipasi tinggi gelombang yang berpotensi terjadinya banjir rob tersebut. Sebagaimana Supiori dan Kepulauan di Biak merupakan daerah yang juga berpotensi ketika pasang tinggi gelombang pasti ada daerah daerah yang bisa terjadi banjir rob. Bahkan, ketika cuaca ekstrim pasang tinggi gelombang air masuk ke tempat pemukiman warga.
“Begitu juga di wilayah Selatan yakni Merauke, itu juga berpotensi terjadi banjir ROB lantaran dataran rendah,” kata Manderi.
Sehingga itu, cuaca ekstrim yang berpengaruh pada pasang tinggi gelombang perlu untuk kesiap siagaan dari masyarakat setempat. Dan informasi dari BMKG bisa dijadikan patokan bagi masyarakat terutama nelayan yang ingin melaut dan mereka yang melakukan perjalanan melalui jalur laut.
Berkaitan dengan potensi fenomena banjir pesisir ini, Manderi mengatakan langkah langkah BPBD memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Juga memberikan alternatif kepada masyarakat ketika terjadi sesuatu, masyarakat harus tahu mau ke mana dan harus menyiapkan apa.
“Banyak masyarakat yang ketika terjadi sesuatu mereka panik dan lain sebagainya, hal hal ini yang menjadi atensi perhatian dari pemerintah dalam hal ini penanggulangan bencana dan yang berkepentingan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat,” ucapnya.
Dikatakan, BPBD Provinsi Papua melalui BPBD di kabupaten/kota sudah memberikan imbauan dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan potensi banjir rob. Dengan begitu, masyarakat harus waspada dan siaga.
“Ketika potensi banjir rob itu terjadi, masyarakat sudah siap untuk mencari perlindungan dan mencari tempat yang aman agar mereka bisa terhindar dari resiko yang lebih besar,” ucapnya.
Sebelumnya, Stasiun Maritim Jayapura menyebutkan ada potensi kenaikan tinggi gelombang dan permukaan laut di wilayah perairan Utara Papua.
Prakirawan Stasiun Maritim Jayapura, Dian Lestari Rahanra menerangkan, hal tersebut menyusul adanya fenomena super new moon atau fase bulan baru.
“Fenomena ini terjadi pada 21 Januari, namun dari pantauan kenaikan tinggi muka laut terjadi sejak 20 Januari hingga 23 Januari,” ucap Dian, Rabu (18/1). (fia/wen)
Soal Potensi Banjir Rob dan Gelombang Tinggi di Pesisir Utara
JAYAPURA – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua meminta warga untuk siaga dan waspada seiring dengan informasi adanya potensi kenaikan tinggi gelombang dan permukaan laut di wilayah perairan Utara Papua.
Sebagaimana potensi fenomena banjir pesisir (ROB) yang diprediksi terjadi pada 20-23 Januari 2023 meliputi wilayah Perairan utara Supiori, Perairan utara Biak Numfor, Perairan Sarmi, Perairan Kota Jayapura dan Perairan Kabupaten Jayapura.
Kepala Satpol -PP dan BPBD Provinsi Papua, Welliam R Manderi menyampaikan, terkait dengan potensi kenaikan tinggi gelombang dan permukaan laut tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD yang ada di kabupaten/kota.
“Informasi dari BMKG kami teruskan kepada BPBD yang ada di kabupaten/kota agar mereka melakukan antisipasi sejak dini,” kata Manderi saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (19/1).
Manderi berharap, masyarakat yang ada di daerah pesisir bisa mengantisipasi tinggi gelombang yang berpotensi terjadinya banjir rob tersebut. Sebagaimana Supiori dan Kepulauan di Biak merupakan daerah yang juga berpotensi ketika pasang tinggi gelombang pasti ada daerah daerah yang bisa terjadi banjir rob. Bahkan, ketika cuaca ekstrim pasang tinggi gelombang air masuk ke tempat pemukiman warga.
“Begitu juga di wilayah Selatan yakni Merauke, itu juga berpotensi terjadi banjir ROB lantaran dataran rendah,” kata Manderi.
Sehingga itu, cuaca ekstrim yang berpengaruh pada pasang tinggi gelombang perlu untuk kesiap siagaan dari masyarakat setempat. Dan informasi dari BMKG bisa dijadikan patokan bagi masyarakat terutama nelayan yang ingin melaut dan mereka yang melakukan perjalanan melalui jalur laut.
Berkaitan dengan potensi fenomena banjir pesisir ini, Manderi mengatakan langkah langkah BPBD memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Juga memberikan alternatif kepada masyarakat ketika terjadi sesuatu, masyarakat harus tahu mau ke mana dan harus menyiapkan apa.
“Banyak masyarakat yang ketika terjadi sesuatu mereka panik dan lain sebagainya, hal hal ini yang menjadi atensi perhatian dari pemerintah dalam hal ini penanggulangan bencana dan yang berkepentingan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat,” ucapnya.
Dikatakan, BPBD Provinsi Papua melalui BPBD di kabupaten/kota sudah memberikan imbauan dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan potensi banjir rob. Dengan begitu, masyarakat harus waspada dan siaga.
“Ketika potensi banjir rob itu terjadi, masyarakat sudah siap untuk mencari perlindungan dan mencari tempat yang aman agar mereka bisa terhindar dari resiko yang lebih besar,” ucapnya.
Sebelumnya, Stasiun Maritim Jayapura menyebutkan ada potensi kenaikan tinggi gelombang dan permukaan laut di wilayah perairan Utara Papua.
Prakirawan Stasiun Maritim Jayapura, Dian Lestari Rahanra menerangkan, hal tersebut menyusul adanya fenomena super new moon atau fase bulan baru.
“Fenomena ini terjadi pada 21 Januari, namun dari pantauan kenaikan tinggi muka laut terjadi sejak 20 Januari hingga 23 Januari,” ucap Dian, Rabu (18/1). (fia/wen)
sumber : cenderawasihpos.jawapos.com